Minggu, 26 Februari 2017

Sepaket Kenangan Tentang Kamu dan Semarang


Gemerlap lampu malam, suara bising kendaraan, dan gedung-gedung menjulang tinggi turut menghiasi kota ini. Kota yang terkenal sebagai kota atlas. Apa kabarmu? Bagaimana di Semarang? Sudah cukup lama kita tak bersua.

Sibuk apakah kau akhir-akhir ini? Sibuk mengurus tumpukan dokumen yang harus segera kau kirim lewat online? Entahlah, aku juga tak begitu tau sekarang kau lebih menyukai aktivitas apa. Atau justru kau lebih suka bergalau ria didepan layar handphone? Haha… Hobi barumu yang akhir-akhir ini sering kutebak sendiri dan seringkali membuatku tersenyum ketika mengingatnya.

Tentang Semarang, aku sering bertanya-tanya sendirian apa menariknya kota ini hingga kau enggan sekali pulang dari kota ini, kota penuh misteri yang kata orang menjanjikan mimpi-mimpi. Apa kau juga punya mimpi terhadap kota ini? Apa mimpimu? Bolehkan aku tau? Ah sudahlah, tak penting memberi tahuku soal ini. Sembunyikan saja mimpi-mimpimu dalam sujud panjangmu di tengah malam, ketika hiruk pikuk kota Semarang mulai senyap ditelan gulita malam.

Semarang, memandangnya saja aku sudah merasa penat, apalagi menjadi bagian darinya sepertimu. Tapi taukah kamu apa yang membuatku semangat untuk datang ke kota ini tiap bulan? Salah satunya adalah kamu. Kamu menjadi bagian terpenting dari jawaban pertanyaan itu.

Hampir setiap bulan kulangkahkan kakiku di kota ini. Memandangi kerlap-kerlip lampu malam dan gedung-gedung tinggi di malam hari menjadi hobi tersendiri ketika datang ke kota ini. Taukah kamu? Di situ aku bisa memandangi hampir seluruh sudut kota Semarang

Meski tak pernah bisa kulihat kamu dari atas sana, setidaknya aku tetap bisa merasakan damainya Semarang yang justru sering kau keluhkan itu. Taukah kamu? Mataku selalu berbinar ketika ada seseorang menyebut kota Semarang. Iya, Semarang mengingatkanku tentang kamu, seorang sahabat yang berjuang keras untuk meraih mimpinya, menyandarkan asa pada kehidupan Semarang.

Kita pun sebenarnya pernah merangkai asa bersama, merangkai mimpi di kota Pekalongan. Sayangnya, Pekalongan tak bisa memberikan ruang untuk asa kita bersama, hingga kamu memutuskan untuk memilih Semarang sebagai tempat kamu mewujudkan mimpi.

Tuhan memang selalu punya rencana indah dibalik setiap kesedihan yang ia berikan.  Di Semarang kau bukan hanya  belajar disana, tapi kamu mendapatkan hal yang lebih penting dari itu semua, pembelajaran hidup yang tak semua orang bisa meraihnya.

Tapi bolehkah aku bertanya? Di sela kesibukanmu pernahkah kau sempatkan waktu untuk sekedar mengingatku? Tentu saja tak pernah, bukan? Memberi kabar padaku saja kau enggan melakukannya. Hampir setiap saat aku yang justru harus mencari penghapus terbaik agar bisa menghapus kamu, menghapus jejak yang pernah kita lalui bersama ketika kita masih berseragam putih abu-abu.

Rasanya sekuat apapun aku berusaha menghapusnya, kamu dan Semarang tetap menjadi sepaket kenangan yang akan selalu kukenang entah sampai kapan.